Water Meter, “Hakim yang Paling Adil” dalam Layanan Air Minum Pedesaan

Barung  Belantai – Pesisir Selatan  nrtvnews.info Water meter bukan sekadar alat pengukur, melainkan simbol keadilan dalam distribusi air minum. Inilah pesan utama yang disampaikan oleh Dr. (c) Petrizal, ST, MT saat hadir dalam rapat edukasi dan dialog publik di Nagari Barung-Barung Belantai Selatan, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Jumat pagi (10/10).

Dalam pertemuan yang berlangsung di Sungai Sangkir mulai pukul 10.00 WIB tersebut, Petrizal memberikan edukasi penting terkait pemasangan water meter pada sambungan rumah tangga (SR). Meski sempat berlangsung alot dan memanas karena adanya penolakan dari sebagian warga, diskusi akhirnya mencair setelah pendekatan komunikatif yang menyentuh hati dilakukan oleh narasumber.

“Keberlanjutan layanan air minum itu tidak hanya soal infrastruktur, tapi juga soal pemahaman, kepercayaan, dan partisipasi masyarakat,” ujar Petrizal.

“Persepsi Keliru: Water Meter Dianggap Beban

Sebagian warga awalnya menganggap pemasangan water meter sebagai beban biaya tambahan. Namun dalam paparannya, Petrizal menjelaskan bahwa water meter justru merupakan alat keadilan. Dengan sistem terukur, setiap rumah tangga hanya membayar sesuai dengan jumlah air yang benar-benar mereka gunakan.

“Water meter itu ibarat hakim yang paling adil. Tidak ada yang dirugikan, tidak ada yang diistimewakan. Semua setara dalam menggunakan sumber daya air yang terbatas,” jelasnya.”

“Edukasi dengan Empati dan Bahasa Masyarakat

Pendekatan Petrizal yang tidak sekadar menyampaikan teori, namun menggunakan bahasa lokal, contoh keseharian, serta empati sosial, menjadi kunci utama dalam mencairkan ketegangan. Ia menekankan bahwa komunikasi yang baik harus mampu menjangkau hati, bukan sekadar kepala.

“Masyarakat perlu disentuh dengan cara yang mereka pahami. Data dan teori penting, tapi harus dibungkus dengan empati dan realitas mereka,” katanya.”

Dukungan Pemerintah Nagari

Di akhir diskusi, Sekretaris Nagari Barung-Barung Belantai Selatan menyampaikan dukungannya terhadap program pemasangan water meter. Ia menegaskan bahwa langkah ini bukan untuk membebani warga, melainkan untuk menjamin layanan air minum yang adil dan berkelanjutan.

“Kami berterima kasih kepada Kementerian Pekerjaan Umum atas pendampingannya. Ini bukan hanya program pemerintah nagari, tapi tanggung jawab kita bersama,” ungkapnya.

Menuju Layanan Air Minum yang Berkeadilan

Dari Sungai Sangkir, semangat baru kini tumbuh. Masyarakat mulai memahami bahwa pengelolaan air minum yang adil dan berkelanjutan membutuhkan kolaborasi antara pemerintah, teknisi, dan warga itu sendiri.

Dengan pendekatan yang tepat, water meter kini dipandang bukan lagi sebagai beban, tapi sebagai penjaga keadilan sebuah alat sederhana dengan makna besar demi masa depan air minum pedesaan yang lebih baik.(Alpin)